“Life is a choice”
bukanlah hanya tagline asuransi MNC Life. Itu fakta, itu nyata. Dari bayi pun
kita sudah dihadapi pilihan, apakah kita akan dilahirkan normal atau sesar.
Sepanjang hidup pun kita selalu dihidangkan banyak pilihan.
Tapi jujur, dari kecil pilihan-pilihan itu tampak mudah dan simple untuk diputuskan. Gue ga pernah menghadapi masalah pilihan yang berat. Alhamdulillah gue selalu dikasih kemudahan sama Allah. Pilih baju yang gue suka, makanan kesukaan gue, dan juga jenis dvd yang pengen gue tonton. Bukan hanya memilih, tapi memilikinya. Untuk masalah sekolah pun gue ga pernah mendapat kesulitan masuk sekolah yang bisa dibilang favourite.
Itu dulu. Ketika dengan mudahnya gue pilih ini-itu. Ketika gue memasuki masa remaja, gue mulai dihadapkan hal-hal yang sulit sama Allah. Ketika segala yang gue miliki perlahan-lahan lenyap dan hanya meninggalkan kasih sayang ayah dan bunda gue. Awalnya gue sangat mengutuk keadaan gue. Gue berfikir Allah mulai ga sayang lagi sama gue. Tapi lama kelamaan gue sadar, ini merupakan cara lain Allah biar gue sadar dan ngerti arti hidup sebenarnya. Untuk menyadari kalau Allah sebenernya sayang banget sama gue. Gue mulai menikmatinya dan menjalaninya dengan penuh syukur. Gue belajar kelembutan dan ketulusan dari bunda. Gue juga belajar hidup keras dan penuh taktis dari ayah. Gue pun semakin terbuka hati gue bahwa semua pilihan yang gue hadapi kini juga semudah dan segampang dulu. Karena kata ‘mudah’ dan ‘gampang’ juga merupakan pilihan bagi kita, apakah kita mau mengucapkan hal itu apa enggak.
Tapi jujur, dari kecil pilihan-pilihan itu tampak mudah dan simple untuk diputuskan. Gue ga pernah menghadapi masalah pilihan yang berat. Alhamdulillah gue selalu dikasih kemudahan sama Allah. Pilih baju yang gue suka, makanan kesukaan gue, dan juga jenis dvd yang pengen gue tonton. Bukan hanya memilih, tapi memilikinya. Untuk masalah sekolah pun gue ga pernah mendapat kesulitan masuk sekolah yang bisa dibilang favourite.
Itu dulu. Ketika dengan mudahnya gue pilih ini-itu. Ketika gue memasuki masa remaja, gue mulai dihadapkan hal-hal yang sulit sama Allah. Ketika segala yang gue miliki perlahan-lahan lenyap dan hanya meninggalkan kasih sayang ayah dan bunda gue. Awalnya gue sangat mengutuk keadaan gue. Gue berfikir Allah mulai ga sayang lagi sama gue. Tapi lama kelamaan gue sadar, ini merupakan cara lain Allah biar gue sadar dan ngerti arti hidup sebenarnya. Untuk menyadari kalau Allah sebenernya sayang banget sama gue. Gue mulai menikmatinya dan menjalaninya dengan penuh syukur. Gue belajar kelembutan dan ketulusan dari bunda. Gue juga belajar hidup keras dan penuh taktis dari ayah. Gue pun semakin terbuka hati gue bahwa semua pilihan yang gue hadapi kini juga semudah dan segampang dulu. Karena kata ‘mudah’ dan ‘gampang’ juga merupakan pilihan bagi kita, apakah kita mau mengucapkan hal itu apa enggak.
Pelajaran yang paling
penting bagi gue adalah Tuhan memberikan kita hidup seperti ini tinggal kita yang memilih untuk mengelolanya dengan baik atau mengabaikan dan pasrah? =)
-GAS-
-GAS-
No comments:
Post a Comment