Lelah adalah ketika lo
menyimpan terlalu banyak hal di dalam diri lo dan lo gatau harus gimana. Hai,
gue Agis. Gue adalah orang yang tertutup. Gue paling ga suka menceritakan
permasalahan gue ke orang lain even sama kedua orang tua gue sendiri. Bukan karena
gue ga percaya atau apa, tapi gue merasa terlalu banyak hal yang lebih baik gue
simpen sendiri demi kebaikan semua. Tapi gue adalah orang yang open banget kalo
ada yang mau curhat ke gue. Gue seneng dengerin orang curhat dan membantu
memberikan solusi untuk mereka. Selain itu gue juga bisa banyak belajar dari
permasalahan-permasalahan yang dimiliki orang lain.
Gue, Agis. Orang yang
sering banget over-thinking tentang sesuatu hal sampe-sampe gue takut sendiri. Kadang
gue menilai itu baik untuk gue berfikir the worst and the best of something
tapi kadang itu membuat gue takut bertindak.
Gue, Agis. Orang yang
sering kali menangis tanpa sebab kalau gue merasa hal-hal yang gue simpan sudah
terlalu banyak. Gue nangis begitu saja, tiba-tiba keluar air mata. Setelah itu,
gue merasa lega eventhough everything haven’t solved yet.
Gue belakangan ini
mulai menyadari. Segitu rapuhnya kah gue? Gue rapuh? Hahaha kalo gue bilang ini
pasti banyak yang ga percaya. Gimana seorang Gisty Ajeng Septami, seorang anak
perempuan yang dari dulu, dari kecil sudah begitu tegarnya menghadapi
ketidakadilan dunia ini, mengalami jatuh bangunnya kehidupan, seseorang yang
dikenal periang dan enak diajak bercanda, rapuh? Haha. Jujur, gue gatau apa aja
yang gue pendam sampe gue merasa hati ini sudah terlalu sesak, otak ini sudah
terlalu penuh menampungnya. Gue gatau. Perasaan ini sering kali datang tanpa
permisi dulu, tanpa bilang-bilang dulu ke gue sampe gue gatau gini. Huft!.
Sekarang ini, ketika
gue ngetik postingan ini, iTunes gue ngeputerin lagu-lagu yang sebagian besar
emang galau. Tapi tepat pas gue lagi ngetik ini, yang lagi keputer adalah Last
Friday Night-Katy Perry. Gue dengerin ini pake headphone sehingga gue
bener-bener fokus dengerinnya. Tapi bagaimana bisa, lagu sengebeat ini ga bisa
menghambat gue menangis even untuk sekadar menikmati permainan saxophone-nya
Kenny G. Lagi-lagi, gue gatau.
Gue ga suka dan gamau
menyebut diri gue rapuh. No! gue ga rapuh! Mungkin gue hanya belum bisa manage
emosi gue dan manage diri gue sendiri untuk menghadapi diri gue sendiri. Tapi sungguh,
dada ini terlalu sesak untuk menampung semuanya. Gue lelah. Gue lelah untuk
terus menghindar menyebut diri gue rapuh. Gue..... ga...... rapuh......
sungguh. Gue hanya lelah. Lelah.
-GAS-
-GAS-
No comments:
Post a Comment