Sunday, December 2, 2012

Dunno why, I just feel so......


Lelah adalah ketika lo menyimpan terlalu banyak hal di dalam diri lo dan lo gatau harus gimana. Hai, gue Agis. Gue adalah orang yang tertutup. Gue paling ga suka menceritakan permasalahan gue ke orang lain even sama kedua orang tua gue sendiri. Bukan karena gue ga percaya atau apa, tapi gue merasa terlalu banyak hal yang lebih baik gue simpen sendiri demi kebaikan semua. Tapi gue adalah orang yang open banget kalo ada yang mau curhat ke gue. Gue seneng dengerin orang curhat dan membantu memberikan solusi untuk mereka. Selain itu gue juga bisa banyak belajar dari permasalahan-permasalahan yang dimiliki orang lain.
Gue, Agis. Orang yang sering banget over-thinking tentang sesuatu hal sampe-sampe gue takut sendiri. Kadang gue menilai itu baik untuk gue berfikir the worst and the best of something tapi kadang itu membuat gue takut bertindak.
Gue, Agis. Orang yang sering kali menangis tanpa sebab kalau gue merasa hal-hal yang gue simpan sudah terlalu banyak. Gue nangis begitu saja, tiba-tiba keluar air mata. Setelah itu, gue merasa lega eventhough everything haven’t solved yet.
Gue belakangan ini mulai menyadari. Segitu rapuhnya kah gue? Gue rapuh? Hahaha kalo gue bilang ini pasti banyak yang ga percaya. Gimana seorang Gisty Ajeng Septami, seorang anak perempuan yang dari dulu, dari kecil sudah begitu tegarnya menghadapi ketidakadilan dunia ini, mengalami jatuh bangunnya kehidupan, seseorang yang dikenal periang dan enak diajak bercanda, rapuh? Haha. Jujur, gue gatau apa aja yang gue pendam sampe gue merasa hati ini sudah terlalu sesak, otak ini sudah terlalu penuh menampungnya. Gue gatau. Perasaan ini sering kali datang tanpa permisi dulu, tanpa bilang-bilang dulu ke gue sampe gue gatau gini. Huft!.
Sekarang ini, ketika gue ngetik postingan ini, iTunes gue ngeputerin lagu-lagu yang sebagian besar emang galau. Tapi tepat pas gue lagi ngetik ini, yang lagi keputer adalah Last Friday Night-Katy Perry. Gue dengerin ini pake headphone sehingga gue bener-bener fokus dengerinnya. Tapi bagaimana bisa, lagu sengebeat ini ga bisa menghambat gue menangis even untuk sekadar menikmati permainan saxophone-nya Kenny G. Lagi-lagi, gue gatau.
Gue ga suka dan gamau menyebut diri gue rapuh. No! gue ga rapuh! Mungkin gue hanya belum bisa manage emosi gue dan manage diri gue sendiri untuk menghadapi diri gue sendiri. Tapi sungguh, dada ini terlalu sesak untuk menampung semuanya. Gue lelah. Gue lelah untuk terus menghindar menyebut diri gue rapuh. Gue..... ga...... rapuh...... sungguh. Gue hanya lelah. Lelah.

-GAS-

No comments:

Post a Comment