Time goes by fast. People
come in and out of our life so quickly…
Air mata ini mulai berlinang ketika aku baru saja memulai
ketukan pertama jariku. Semua kenangan terlintas satu demi satu memenuhi
pikiran. Diri ini pun mulai terbang mendalami segala memori yang pernah
terlewati. Dan hati ini pun mulai merindu.
Cinta yang kau tawarkan berbeda dengan cinta-cinta yang
pernah ku temui sebelumnya. Kau ajarkan aku bagaimana mencintai sesuatu hal yang tidak tampak, bahkan aku pun tak yakin bahwa sesuatu hal tersebut menyadari bahwa ia dicintai. Kau tawarkan aku sebuah rumah yang sangat nyaman untuk ku
berlindung. Kau juga lah yang menawarkanku sebuah keluarga yang tak hanya saling mencinta, tapi juga saling mendukung
satu sama lain.
Pertemuan pertama kita masih terasa hambar. Masing-masing
dari kita masih mencari arti kehadiran diri di dalam ruang ini. Sibuk dengan
pikiran dan niat masing-masing. Sibuk dengan mencari kesibukkan di hape masing-masing.
Tak lama kemudian, kita langsung dihadapi dengan pekerjaan-pekerjaan yang datang menumpuk
silih berganti yang seakan tak mengizinkan kita untuk menghela nafas sejenak. Bahkan, waktupun tak menyisihkan dirinya untuk
kita bersenang-senang bersama tanpa pekerjaan
dengan teambuilding bersama. Tapi faktanya
apa? Kau selalu mengajarkanku untuk mencari kebahagiaan kita dengan cara kita
sendiri. Ikatan ini, rasa saling mencinta ini pun semakin lama semakin terjalin
kuat yang justeru dikarenakan oleh tugas-tugas yang berlimpah itu. Kau selalu
menghadirkan tawa dan canda di tengah pekerjaan
tersebut. Lelah? Iya, aku sangat lelah. Aku sangat lelah karena terlalu
banyak keceriaan yang kau berikan. Bahkan, di tengah kelabakan dan kepanikan
pun, kau tak pernah berhenti menghiburku dan membuatku lupa akan semua sakit yang kurasa. Hanya kebahagiaan
yang aku temui saat kita bersama.
Ah! Aku ingat satu hal. Kau sempat membuat hatiku patah. Kau
ingat? Saat kau memutuskan aku untuk menanggungjawabin sesuatu pekerjaan yang bahkan (mungkin kau telah) mengetahuinya
bahwa aku berharap lebih pada sesuatu
pekerjaan tersebut. Jujur, aku sangat sedih dan sempat terpuruk. Tapi
kembali lagi, entah dengan sihir apa yang kau punya, kau selalu berhasil
membuatku bangkit dan tersenyum kembali. Seakan kau tak pernah mengizinkanku
untuk tersungkur.
To my beloved Keluarga
Keilmuan BEM FEUI 2013…
Kalian adalah bagian yang paling gue highlight sepanjang
perjalanan gue di 2013 lalu. Kalian adalah bagian terbesar yang memenuhi memori
gue tentang tahun 2013. Terima kasih karena telah hadir menjadi bagian dari
perjalanan hidup gue dan terima kasih telah mengizinkan gue untuk menjadi
bagian dari kalian.
Untuk kak Danang… Untuk kadept gue yang paling ahli dalam
gagal pencitraan. Terimakasih karena selalu sabar menghadapi kemanjaan gue hehe.
Lo adalah pimpinan terunik yang pernah gue temui hahaha. Lo selalu bisa
memposisikan diri lo dalam setiap situasi yang sedang dihadapi. Di kala sibuk,
lo selalu bisa menjadi pencair dengan selalu menjaga ritme kerja anak-anak lo. Di
kala rapat, lo bisa serius (yaa walau kadang ada selingan kekonyolan lo) yang
membuat rapat berjalan lancar. Di kala santai-santai, yaa keahlian lo ngelawak
udah ga usah gue komenin lah yaa hahaha. Terimakasih juga lo selalu sabar dan
menahan marah lo ke anak-anak lo. Terimakasih telah mengajarkan banyak hal ke
kita dan terimakasih telah banyak berusaha untuk menyembunyikan kelelahan lo di
depan kita.
Untuk kak Windy… Untuk wakadept dan ibu gue yang paling sering dikatain gabut sama suaminya sendiri. Lo itu orang terunyu yang pernah gue temuin hehe.
Pembawaan lo tuh selalu penuh kasih sayang ke siapapun dan dalam kondisi
apapun. Lo selalu membuat gue merasa gue punya tempat bersandar ketika gue ada
kesulitan. Terima kasih telah menjadi ibu
yang baik untuk anak-anaknya yaa kak. Terimakasih juga selalu sabar untuk
dibully sama anak-anaknya sendiri. Terimakasih udah menjadi reminder setia gue dalam setiap apapun
yang gue kerjain. Terimakasih karena selalu mengerti setiap keadaan gue dan tempat
curhat gue. Terimakasih kakwind J
Untuk kakakWil yang super ganteng dan super kalem. Terimakasih
untuk setiap kejayusan yang dihadirkan di setiap kumpul-kumpul kita. Terimakasih
juga telah setia menjadi supir pribadi Keilmuan. Terimakasih untuk
segala kepolosan yang membuat kita (malah jahat) ngetawain lo. Terimakasih juga atas segala perhatian yang
lo berikan di balik segala kekaleman dan se-sok-cool-an lo hehehe. Ahya,
terutama terimakasih karena telah menyumbangkan kegantengannya sebagai penetral
dan penerang di tengah kembar
danang-pyan hahaha.
Untuk Miqdad yang super unyu sebenernya tapi kadang suka
bingung sendiri. Terimakasih telah melengkapi gue menjadi PJ Quiz. Terimakasih
selalu hadir dan menempatkan Keilmuan di urutan pertama walau di tengah segala
kesibukkan lo. Terimakasih karena selalu berhasil menenangkan gue di setiap
kepanikan gue dengan berkata “Elaah… selo gis!” hahaha, makasih Miqdad
Untuk Mufida yang super cerewet tapi super perhatian. Terimakasih
telah menjadi ice breaker di
Keilmuan. Terimakasih dengan segala kecerewetan lo dan keberisikan lo selalu
berhasil nambah dosa (karena ngecengin orang mulu) dan mengisi tawa di
Keilmuan. Terimakasih juga telah menjadi tempat curhat gue yang paling seru
kalau tentang cinta2an. Terimakasih juga untuk segala kekreatifan dan
kecerdasan lo dalam mengatasi permasalahan-permasalahan di Keilmuan.
Untuk Abidah.. Untuk Abidah, cewek yang paling kuat dan
teguh pendiriannya. Untuk teman yang selalu setia untuk gue isengin, untuk
teman yang selalu membuat gue nyaman ketika adanya di samping gue, untuk teman
yang paling enak diajak diskusi mengenai apapun terutama pelajaran, gue sayang
lo. Terimakasih telah menjadi teman berjuang gue selama setahun kemarin. Terimakasih
juga telah berjuang untuk cinta lo. Apapun yang telah lo perjuangin, karena
disebabkan oleh cinta, semua tak akan sia-sia. Semua orang tau besarnya cinta
lo, gitu pun dengan gue. Jujur, saat menulis part khusus lo ini tangan gue
gemetar dan hati ini bergetar, tangis gue tak terbendung. Kita ga pernah
berhasil ngomong serius berdua mengenai hal
ini, tapi entah bagaimana caranya, seakan kita sudah saling memahami satu
sama lain kalau kita sudah tau isi hati masing (walaupun gue yakin, ini ga
sepenuhnya kita memahami). Abidah, terimakasih telah dengan kesungguhan hati
untuk memperjuangkan cinta lo. Bid, gue di sini bukan atas nama diri gue, gue
di sini berdiri juga karena ada cinta dan kesungguhan hati lo, dan juga
anak-anak Keilmuan lainnya yang memperkuat kepercayaan gue akan diri ini bahwa
mampu untuk bisa menjaga amanah yang telah diberikan dan kaki ini mampu
berjalan hingga akhir nanti. Terimakasih tak hingga untuk lo, Abidah Rahmah J
Untuk Pyan, untuk Pyan, seseorang yang misterius walau
sedikit-sedikit gue sudah mulai memahami lo, untuk partner terkece gue yang
sangat memiliki kepribadian yang kuar dan banyak dikagumi banyak orang. Pyan,
kebersamaan kita mungkin ga hanya diawali oleh Keilmuan, tapi Keilmuan yang sudah
membuat kita semakin dekat. Terimakasih atas segala ketidakseganan lo terhadap
gue. Terimakasih atas segala kesabaran dan keunyuan lo. Dan yang paling
terpenting, terimakasih atas segala kepercayan lo ke gue. Kita mengawali ini
dengan cukup rumit Yan, dimana kita harus berperang dengan diri dan hati kita
masing-masing. Dimana sebuah keputusan sulit untuk diambil karena hati dan
pikiran pun sudah tak dapat tersinkron. Lo, gue, melewati segala kegundahan
dengan sakit yang cukup menyiksa. Bahkan hingga sekarang. Tapi gue yakin, kita
mampu melanjutkan amanah ini dengan baik, kita mampu mewujudkan cita-cita kita
dan mereka dengan indah, dan gue yakin kita mampu menjalani segala rintangan
dan cobaan di depan dengan cinta mereka terutama cintanya. Terimakasih yang tak hingga pula untuk lo, Pyan Putro Surya
Amin Muchtar.
No comments:
Post a Comment