Kemarin, ketika aku berjalan menyusuri koridor gedung tua
itu, aku melihat sekumpulan anak-anak bermain dengan asyiknya. Hmm mungkin
mereka berjumlah sekitar 10 orang-an. Mereka tertawa dan berlarian seakan tak
peduli pada panas sinar matahari siang itu. “asik yaaa…”, seru dalam hatiku,
iri.
Lama ku duduk di kursi di koridor itu yang mengarah pada
anak-anak tadi. Entah kenapa teriknya matahari pukul 1 siang saat itu tak
terasa begitu menyengat. Bukan karena aku duduk di dalam koridor dan tengah
ikut kecipratan dinginnya AC yang
berhembus sedikt keluar dari dalam ruangan di belakangku, lebih tepat karena
perasaanku yang sejuk melihat asiknya anak-anak itu bermain.
“Kak! Kak! Kakak ini kakaknya siapa?” Tak lama kemudian ada
anak perempuan kecil dan cantik menarik-narik bajuku dengan begitu
menggemaskan.
“Kakak kok ga jawab pertanyaanku, kakak ini kakaknya siapa?”
DIa tak henti menarik-narik bajuku dan menguntel-nguntelnya.
“Aku bukan kakaknya siapa-siapa, dek. Aku di sini lagi duduk
aja nungguin temen kakak” Jawabku sambil senyum dan mengangkatnya untuk duduk
di sebelahku. Usianya masih cukup belia, sekitar 6-7 tahun.
“Wah kakak enak dong yaa ga punya adik-adik kayak kita ini,
kan kita kena penyakit yang kata orang-orang gabisa disembuhin. Kalau kakak ga
punya adik kayak kita, berarti kakak ga akan sedih-sedih kayak kakakku atau
juga ibuku.”
Penyakit
yang kata orang-orang gabisa disembuhin…
Lama ku mencerna kalimat itu, hmm mungkinkah anak-anak itu
menderita…… kanker?
“Kak tau ga”, lanjutnya, “Aku bingung deh sama orang-orang
yang di sekitarku yang bilang aku ga boleh boong ke mereka. kalau aku sakit,
katanya aku harus bilang sakit, gaboleh bilang ga sakit. Padahal kan, kalau aku
bilang aku sakit, mereka akan sedih dan bahkan nangis. Mamiku tuh kak gampang
banget nangis hehehe cengeng yaa kak ga kayak aku.” Si adik kecil ini terus
menlanjutkan ceritanya tak henti sambil terus mengayunkan kakinya yang
tergelantung karena tak sampai ke tanah.
Otakku tak berhenti berputar mendengarkan ceritanya. Ada apa sih ini?
“Ehiyaaa kakak namanya siapa? Namaku Kirana, kakak namanya
siapa?”
“Namamu bagus yaa Kirana. Namaku Agis”
“Halo kak Agis! Seneng deh ketemu kakak, aku senang ketemu
orang-orang baru soalnya hehehe”
Kirana menyengir menunjukkan giginya yang
tidak lengkap itu ke arahku. Hihi lucunya! Aku dan Kirana pun akhirnya
mengobrol-ngobrol lama. Aku menceritakan cerita-cerita lucu dan juga yang
berbau dongeng kepadanya. Kirana pun menaggapinya dengan sangat antusias dan
selalu berkata khasnya “Waah… kok bisa ya kak?” Sampai akhirnya ada bunyi tut tut tut semacam alarm dari sebuah
benda yang melingkar di pergelangan tangannya.
“Kakak, Kirana balik dulu ke kamar yaa, kalau ada bunyi ini,
Kirana harus balik dan minum obat. Dadah kakak!!!” Kirana pun langsung lompat
dari kursi yang kududuki bersamanya lalu berlari riang sambil bergumam bernyanyi
menghilang dari pandanganku.
---
Hmm aku jadi terpikirkan sesuatu..
Apa salahnya sih berpura-pura?
Apa salahnya Kirana pura-pura tidak sakit agar orang-orang
yang ia sayangi tidak sedih?
Apa salahnya maminya Kirana pura-pura tidak menangis saat
anaknya sedang merintih kesakitan saat sedang menjalani terapi?
Sepertinya, berpura-pura
itu tidak sepenuhnya salah.
Lalu, apakah aku yang sering berpura-pura bahagia untuk
menutupi kesedihanku juga tidak salah?
Tujuanku tak jauh dari tujuan Kirana. Aku hanya ingin melihat
orang-orang sekitarku tidak merasakan kesedihan yang aku rasakan. Aku ingin
seperti Kirana yang menjadi pembawa ketenangan dan kesenangan untuk
orang-orang.
Jadi, kurasa tidak salah.
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
ReplyDeleteDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny