EKONOMI SYARIAH, SOLUSI BARU KRISIS di INDONESIA
Di dunia ini sangat banyak sistem ekonomi yang diterapkan,
seperti sistem ekonomi kapitalis, sosialis, dan komunis. Sistem ekonomi
konvensional seperti itu yang mengedepankan sistem bunga untuk mendapatkan
keuntungan membuat sistem ini sangat rentan terhadap krisis. Negara kita
mengikuti sistem ekonomi negara-negara maju yang memang notabennya pantas untuk
menerapkan sistem ekonomi kapitalis seperti itu. Namun, ketika hal itu
diterapkan di Indonesia memiliki beberapa dampak yang negatif. Salah satunya adalah
menguras pengeluaran APBN negara untuk membayar bunga utang dalam dan luar
negeri demi menyelamatkan bank konvesional yang terlilit bunga.
Menurut Mustafa Edwin selaku ketua Ikatan Ahli Ekonomi
Islam (IAEI) Indonesia, kegagalan sistem ekonomi syariah diakibatkan oleh tiga
hal, yaitu maysir, gharar, dan riba. Praktik maysir atau judi menjadi legal dan
sistematis seperti halnya di pasar saham. Semua yang diajarkan di sistem
ekonomi kapitalis adalah meyakini spekulasi, sedangkan Allah mengajarkan bahwa
tidak ada sesuatu yang pasti di dunia ini. Dan yang terakhir adalah riba, yang
sangat jelas dengan adanya sistem bunga. Hal inilah yang mendorong tidak adanya
kecocokan dengan negara kita yang berbasis kerakyatan dan keadilan. Sistem ini
mendorong masyarakat untuk bersifat tamak dengan menguasai kekayaan tanpa batas
yang membuat kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin besar.
Pada tiga dekade terakhir ini, sistem ekonomi syariah
mulai berkembang pesat sebagai solusi baru dalam mengatasi krisis keuangan
global. Sistem ekonomi syariah yang didasari oleh al Quran dan sunnah Rasul mengedepankan
sistem bagi hasil dan mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat
dengan menciptakan rasa adil, kekeluargaan dan kebersamaan sehingga mampu memberikan
kesempatan yang sama luasnya. Pada dasarnya, ekonomi syariah menerapkan empat
sifat, yaitu kesatuan, keseimbangan, kebebasan, dan tanggung jawab. Sistem
ekonomi syariah yang menentang eksploitasi buruh miskin oleh pemilik modal dan melarang
penumpukan kekayaan serta adanya transparansi membuat sistem ini tangguh dalam
krisis global.
Nama: Gisty Ajeng Septami
NPM: 1206255280
Jurusan: Ilmu Ekonomi
No. Kelompok OPK: 10
-GAS-
-GAS-
aseek dah calon ekonom :D
ReplyDeleteAamiin deh kakaa!! hahaha. Selesai essay lo juga boss wkwk :P
ReplyDelete