Seperti biasa di hari Sabtu sore menjelang malam, jalanan di Akses UI pasti macet. Entahlah….. Mungkin orang2 banyak yang berniat menghabiskan malam minggunya bersama orang terkasih di Jakarta. Gue? Gue enggak kook (entah ekspresinya harus apa disini wkwk) Gue baru pulang training apsia 

Oke lanjuttt, di tengah keramaian tantintantin (bunyi klakson ceritanya), ada satu pasangan cewek cowok naik motor mesraaa bangetttt. Pelukan gitu deeh. Sebenernya awalnya gue agak jijik sih ngeliat mereka nempel banget, udah kayak kena power glue gitu. Pas gue perhatiin terus ada yang aneh dari mereka. Kebetulan dua2nya pake helm yang transparan kacanya, jadi gue bisa lihat ekspresi mukanya langsung. Mereka ceria banget gitu, mukanya ceraaahhh bangettt tapi ga ada suara ketawa dari mereka berdua. Ternata eeh ternyata…… Mereka adalah pasangan tuna rungu. Gue perhatiin terus kan tuh mereka, trus gue ngeliat kalau mereka komunikasinya pake tangan. Hanya tangan? Iya. Dan mereka tampak saling mengerti dan bahagia.
Terkadang banyak yang terlupa dari diri kita. Mulut ini mungkin bagi orang normal bisa jadi sumber kebahagiaan bagi kita dan sekitar kita, namun sayangnya tidak dapat kita manfaatkan dengan baik. Coba lihat mereka! Hanya dengan tangan, mereka bisa bahagia. Kenapa kita harus terus mengeluh seakan jauh dari kesenangan? Kita masih punya hati untuk merasa. Jika kita tahu bahwa hanya hati saja yang ada di diri kita ini yang dapat berkata jujur, mengapa kita harus berdusta? Kita diberi kesempatan untuk berkata. Mengapa kita harus kalah dari mereka yang menguraikan kata tanpa berkata?
No comments:
Post a Comment