Malam, ku tak tau harus memulai kisahku dari mana.
Kisah yang cukup mengejutkan dan menyakitkan selama dua hari ke belakang.
Bukan tentang sebab dan akibat dari kisah itu.
Tapi lebih ke proses pendewasaan diri ini menghadapinya.
Jujur, ini bukan kali pertama ku hadapi situasi seperti kemarin.
Aku sudah beberapa kali mengalaminya.
Tapi yang berbeda adalah, orang serta waktunya.
Tapi yang berbeda adalah, kini ku bersama orang yang lebih dewasa pemikirannya dan juga waktu yang memaksaku untuk lebih dewasa.
Tekad dan komitmen pada kata 'Iya' yang kuucapkan 28 Agustus lalu seperti menjadi sebuah kekuatan di kala diri ini sudah kehilangan asa.
Ku tengok kembali hati yang mulai meragu, apakah ini masih dapat ku lanjutkan.
Kembali, kata 'iya' tanggal 28 Agustus lalu benar-benar menjadi sihir bagiku.
Tuhan, masih adakah harapan apabila ku andalkan serpihan kekuatan kata 'iya' ku tersebut?
Kesempatan kedua......
Tidak ada usaha yang tidak membuahkan hasil sesuai dengan usaha tersebut.
Banyak orang sih yang bilang seperti itu.
Aku pun meyakininya.
Berandalkan keyakinan akan impian di masa depan, ku kerahkan usahaku untuk mempertahankan komitmen yang sudah ada.
Hingga akhirnya, kesempatan kedua pun teraih.
Tuhan, terimakasih atas kesempatan kedua ini.
Kesempatan kedua dapat dikatakan kesempatan terakhir, itu menurut kamusku.
Memahami apa yang kuyakini tersebut, ku berjanji tak akan menyiakannya.
Bimbing aku selalu untuk selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang Kau berikan.
Ridhoi aku selalu dalam setiap langkah ini.
Dan jangan biarkan ku terlena dalam kesempatan kedua ini.
Malam, terimakasih untuk mendengar kicauanku di tengah malam ini.
Ku tau meski ku hanya menulisnya tersirat, tapi aku yakin kau memahaminya.
Ku yakin saat membaca ini, banyak kata aamiin yang kau ucapkan untuk setiap doaku.
Dan ku yakin, ini bukan terakhir kalinya kau menemaniku dalam setiap kegundahan hati ini kan?
Selamat malam :)
No comments:
Post a Comment