Sudah seminggu lebih aku merasa raga ini jauh dari jiwanya. Iya, aku memang masih di sini, berdiri dan berlarian di bumi, namun tidak dengan jiwaku yang terbang jauh entah kemana. Pikiranku terus melayang tanpa arah tujuan. Bebas, seperti mencari sebuah jawaban atas ketidakpastian ini. Hati ini terus bergejolak, menggebu seperti ada sesuatu yang harus dikeluarkan. Nafas pun terasa sesak ketika ku ingat semuanya. Semua hal yang membuat diri ini lemah, takut, gelisah, dan ikhlas dalam satu waktu.
Ketika kamu mencintai sesuatu hal? Apa sajakah yang akan kau lakukan dengan cintamu itu? Apakah kau akan menyatakannya? Sekadar untuk informasi ataukah sebagai gerik untuk merebutnya?
Menyatakannya yaa?? Hmm....
Aku telah menyatakan rasa cintaku ini padanya (hal tersebut) semenjak ku bertemu dengannya. Perkenalan aku dengannya saat itu secara langsung, tapi melalui perantara. Semenjak ku mengenalnya, dan mengetahui segala tentang dirinya, aku telah jatuh cinta padanya. Semakin lama, rasa cintaku itu pun semakin membesar. Bersyukur aku mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan rasaku tersebut dan berhasil memilikinya.
Hampir Setahun.......
Hampir setahun kita bersama. Terlalu banyak kisah yang telah kami lalui bersama. Terlalu banyak waktu yang kami habiskan untuk canda, tawa, serta tangis bersama. Hanya karenanya ku bisa pulang jam 1 malam. Hanya dengannya ku bisa rela telat datang les hanya untuk menikmati waktu-waktu bersamanya. Kau tau? Semakin lama, rasa cintaku padanya semakin besar. Rinduku pun begitu. Tapi, apakah ia menyadarinya? Ia terlalu mudah untuk dicintai, walaupun terlalu mudah pula untuk dibenci. Kadang ku iri dengannya, mengapa ia segitu mudah untuk mendapatkan banyak cinta dari orang-orang? Termasuk aku.
Hanya Setahun........
Kalau saja ku bisa, masih banyak hari dan malam yang ku ingin habiskan bersamamu. Sayang, waktu aku dan kamu terbatas. Setahun kesempatan yang telah diberikan oleh Tuhan untuk ku lalui bersamamu pun sudah hampir habis masanya. Terkadang aku berpikir ini tidak adil. Bagaimana bisa aku berpisah denganmu ketika rasa cinta ini sudah begitu membesar? Bahkan terkadang, aku tak bisa lagi membendungnya. Memikirkannya saja telah membuat jiwaku melayang. Mengingatnya saja telah membuat mata ini selalu meneteskan air mata. Sungguh, aku tak bisa membayangkan ketika waktu itu tiba, aku harus melepaskan genggaman ini. Aku.................... takut kehilanganmu.
Genggaman?
Ada orang yang bilang apabila kita sudah mencinta, kita tak akan bisa merelakannya, termasuk merelakannya pergi. Bagaimana denganku? Kau tau kan aku posesif terhadapmu. Aku tak mau melepaskan genggaman ini. Aku tak mau merelakan kau pergi dari ku. Tapi......... bagaimana dengan istilah bahwa cinta itu tak saling memiliki? Apakah itu artinya aku masih dapat berjalan dengan cintaku ini, yang walau tak bisa merelakanmu pergi dan tanpa memilikimu? Atau kedua pandangan itu merupakan hal yang tak dapat digabungkan dan hanya bisa dipilih salah satunya? Kalau begitu, yang mana yang harus ku pilih?
Ku hanya ingin kau tau............
Wahai engkau yang berdiam diri di sana. Mungkin engkau tak dapat terlihat kasat mata, tapi kehadiranmu sangat terasa di hati ini. Banyak orang yang mencintaimu, termasuk aku. Dan aku tau rasa cinta kami ke kamu pun sangat besar atau bahkan banyak yang lebih besar dari cintaku. Tapi ku hanya ingin kau tau, rasa cintaku ke kamu itu segitu besarnya. Pada hingga saat ini, aku sudah mencapai titik sungguh aku ikhlas bagaimana takdir berbicara mengenai kita kedepannya. Tapi mengingat dua pandangan di atas, aku kini menjadi ragu kembali. Apakah aku termasuk pecinta yang tak mudah merelakan kepergianmu atau aku adalah pecinta yang ikhlas apabila aku tak berhasil memilikimu?
Yang ku tau, aku hanya mencintaimu.
*NB: Seluruh kata-kata -nya, -mu, kamu, dan kata sapaan lainnya ditujukan untuk 'sesuatu hal'
No comments:
Post a Comment