Sunday, February 23, 2014

Hatiku Merindu...

Time goes by fast. People come in and out of our life so quickly…

Air mata ini mulai berlinang ketika aku baru saja memulai ketukan pertama jariku. Semua kenangan terlintas satu demi satu memenuhi pikiran. Diri ini pun mulai terbang mendalami segala memori yang pernah terlewati. Dan hati ini pun mulai merindu.

Cinta yang kau tawarkan berbeda dengan cinta-cinta yang pernah ku temui sebelumnya. Kau ajarkan aku bagaimana mencintai sesuatu hal yang tidak tampak, bahkan aku pun tak yakin bahwa sesuatu hal tersebut menyadari bahwa ia dicintai. Kau tawarkan aku sebuah rumah yang sangat nyaman untuk ku berlindung. Kau juga lah yang menawarkanku sebuah keluarga yang tak hanya saling mencinta, tapi juga saling mendukung satu sama lain.

Pertemuan pertama kita masih terasa hambar. Masing-masing dari kita masih mencari arti kehadiran diri di dalam ruang ini. Sibuk dengan pikiran dan niat masing-masing. Sibuk dengan mencari kesibukkan di hape masing-masing.

Tak lama kemudian, kita langsung dihadapi dengan pekerjaan-pekerjaan yang datang menumpuk silih berganti yang seakan tak mengizinkan kita untuk menghela nafas sejenak.  Bahkan, waktupun tak menyisihkan dirinya untuk kita bersenang-senang bersama tanpa pekerjaan dengan teambuilding bersama. Tapi faktanya apa? Kau selalu mengajarkanku untuk mencari kebahagiaan kita dengan cara kita sendiri. Ikatan ini, rasa saling mencinta ini pun semakin lama semakin terjalin kuat yang justeru dikarenakan oleh tugas-tugas yang berlimpah itu. Kau selalu menghadirkan tawa dan canda di tengah pekerjaan tersebut. Lelah? Iya, aku sangat lelah. Aku sangat lelah karena terlalu banyak keceriaan yang kau berikan. Bahkan, di tengah kelabakan dan kepanikan pun, kau tak pernah berhenti menghiburku dan membuatku lupa akan semua sakit yang kurasa. Hanya kebahagiaan yang aku temui saat kita bersama.

Ah! Aku ingat satu hal. Kau sempat membuat hatiku patah. Kau ingat? Saat kau memutuskan aku untuk menanggungjawabin sesuatu pekerjaan yang bahkan (mungkin kau telah) mengetahuinya bahwa aku berharap lebih pada sesuatu pekerjaan tersebut. Jujur, aku sangat sedih dan sempat terpuruk. Tapi kembali lagi, entah dengan sihir apa yang kau punya, kau selalu berhasil membuatku bangkit dan tersenyum kembali. Seakan kau tak pernah mengizinkanku untuk tersungkur.


To my beloved Keluarga Keilmuan BEM FEUI 2013…

Kalian adalah bagian yang paling gue highlight sepanjang perjalanan gue di 2013 lalu. Kalian adalah bagian terbesar yang memenuhi memori gue tentang tahun 2013. Terima kasih karena telah hadir menjadi bagian dari perjalanan hidup gue dan terima kasih telah mengizinkan gue untuk menjadi bagian dari kalian.

Untuk kak Danang… Untuk kadept gue yang paling ahli dalam gagal pencitraan. Terimakasih karena selalu sabar menghadapi kemanjaan gue hehe. Lo adalah pimpinan terunik yang pernah gue temui hahaha. Lo selalu bisa memposisikan diri lo dalam setiap situasi yang sedang dihadapi. Di kala sibuk, lo selalu bisa menjadi pencair dengan selalu menjaga ritme kerja anak-anak lo. Di kala rapat, lo bisa serius (yaa walau kadang ada selingan kekonyolan lo) yang membuat rapat berjalan lancar. Di kala santai-santai, yaa keahlian lo ngelawak udah ga usah gue komenin lah yaa hahaha. Terimakasih juga lo selalu sabar dan menahan marah lo ke anak-anak lo. Terimakasih telah mengajarkan banyak hal ke kita dan terimakasih telah banyak berusaha untuk menyembunyikan kelelahan lo di depan kita.

Untuk kak Windy… Untuk wakadept dan ibu gue yang paling sering dikatain gabut sama suaminya sendiri. Lo itu orang terunyu yang pernah gue temuin hehe. Pembawaan lo tuh selalu penuh kasih sayang ke siapapun dan dalam kondisi apapun. Lo selalu membuat gue merasa gue punya tempat bersandar ketika gue ada kesulitan. Terima kasih telah menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya yaa kak. Terimakasih juga selalu sabar untuk dibully sama anak-anaknya sendiri. Terimakasih udah menjadi reminder setia gue dalam setiap apapun yang gue kerjain. Terimakasih karena selalu mengerti setiap keadaan gue dan tempat curhat gue. Terimakasih kakwind J

Untuk kakakWil yang super ganteng dan super kalem. Terimakasih untuk setiap kejayusan yang dihadirkan di setiap kumpul-kumpul kita. Terimakasih juga telah setia menjadi supir pribadi Keilmuan. Terimakasih untuk segala kepolosan yang membuat kita (malah jahat) ngetawain lo.  Terimakasih juga atas segala perhatian yang lo berikan di balik segala kekaleman dan se-sok-cool-an lo hehehe. Ahya, terutama terimakasih karena telah menyumbangkan kegantengannya sebagai penetral  dan penerang di tengah kembar danang-pyan hahaha.

Untuk Miqdad yang super unyu sebenernya tapi kadang suka bingung sendiri. Terimakasih telah melengkapi gue menjadi PJ Quiz. Terimakasih selalu hadir dan menempatkan Keilmuan di urutan pertama walau di tengah segala kesibukkan lo. Terimakasih karena selalu berhasil menenangkan gue di setiap kepanikan gue dengan berkata “Elaah… selo gis!” hahaha, makasih Miqdad

Untuk Mufida yang super cerewet tapi super perhatian. Terimakasih telah menjadi ice breaker di Keilmuan. Terimakasih dengan segala kecerewetan lo dan keberisikan lo selalu berhasil nambah dosa (karena ngecengin orang mulu) dan mengisi tawa di Keilmuan. Terimakasih juga telah menjadi tempat curhat gue yang paling seru kalau tentang cinta2an. Terimakasih juga untuk segala kekreatifan dan kecerdasan lo dalam mengatasi permasalahan-permasalahan di Keilmuan.

Untuk Abidah.. Untuk Abidah, cewek yang paling kuat dan teguh pendiriannya. Untuk teman yang selalu setia untuk gue isengin, untuk teman yang selalu membuat gue nyaman ketika adanya di samping gue, untuk teman yang paling enak diajak diskusi mengenai apapun terutama pelajaran, gue sayang lo. Terimakasih telah menjadi teman berjuang gue selama setahun kemarin. Terimakasih juga telah berjuang untuk cinta lo. Apapun yang telah lo perjuangin, karena disebabkan oleh cinta, semua tak akan sia-sia. Semua orang tau besarnya cinta lo, gitu pun dengan gue. Jujur, saat menulis part khusus lo ini tangan gue gemetar dan hati ini bergetar, tangis gue tak terbendung. Kita ga pernah berhasil ngomong serius berdua mengenai hal ini, tapi entah bagaimana caranya, seakan kita sudah saling memahami satu sama lain kalau kita sudah tau isi hati masing (walaupun gue yakin, ini ga sepenuhnya kita memahami). Abidah, terimakasih telah dengan kesungguhan hati untuk memperjuangkan cinta lo. Bid, gue di sini bukan atas nama diri gue, gue di sini berdiri juga karena ada cinta dan kesungguhan hati lo, dan juga anak-anak Keilmuan lainnya yang memperkuat kepercayaan gue akan diri ini bahwa mampu untuk bisa menjaga amanah yang telah diberikan dan kaki ini mampu berjalan hingga akhir nanti. Terimakasih tak hingga untuk lo, Abidah Rahmah J

Untuk Pyan, untuk Pyan, seseorang yang misterius walau sedikit-sedikit gue sudah mulai memahami lo, untuk partner terkece gue yang sangat memiliki kepribadian yang kuar dan banyak dikagumi banyak orang. Pyan, kebersamaan kita mungkin ga hanya diawali oleh Keilmuan, tapi Keilmuan yang sudah membuat kita semakin dekat. Terimakasih atas segala ketidakseganan lo terhadap gue. Terimakasih atas segala kesabaran dan keunyuan lo. Dan yang paling terpenting, terimakasih atas segala kepercayan lo ke gue. Kita mengawali ini dengan cukup rumit Yan, dimana kita harus berperang dengan diri dan hati kita masing-masing. Dimana sebuah keputusan sulit untuk diambil karena hati dan pikiran pun sudah tak dapat tersinkron. Lo, gue, melewati segala kegundahan dengan sakit yang cukup menyiksa. Bahkan hingga sekarang. Tapi gue yakin, kita mampu melanjutkan amanah ini dengan baik, kita mampu mewujudkan cita-cita kita dan mereka dengan indah, dan gue yakin kita mampu menjalani segala rintangan dan cobaan di depan dengan cinta mereka terutama cintanya. Terimakasih yang tak hingga pula untuk lo, Pyan Putro Surya Amin Muchtar.

Lalu, apa lagi yang bisa ku ungkapkan semua ketika tangan ini sudah melemas dan sulit mengetik? Apa lagi yang bisa kukatakan ketika air mata ini terus menerut mengalir tanpa henti? Aku hanya bisa mengatakan bahwa…. Hatiku merindu.