Sunday, November 24, 2013

Taukah Kamu?

Kamu tau?
Terkadang cinta itu nggak hanya tentang pena yang menari cantik di atas kertas putih kosong untuk menorehkan kalimat-kalimat indah.
Terkadang cinta juga bukan hanya sekadar janji-janji akan masa depan yang diucapkan begitu meyakinkannya.
Terkadang cinta itu hanya butuh sedikit untaikan kata yang dapat menembus hati seorang manusia hingga membuatnya bersyukur sujud.


Kamu tau?
Cinta tak butuh kamu menjadi puitis untuk mengutarakannya.
Cinta juga tak bernilai barang yang kamu berikan.
Cinta itu menerima.
Cinta itu jujur.
Dan cinta itu ikhlas.


Kamu tau?
Cinta itu tak hanya sebatas ucapanmu.
Cinta itu perlu dibuktikan untuk meyakinkan.
Cinta juga tak pasrah pada takdir.
Makadari cinta itu perlu diusahakan agar selalu bertahan.

Lalu...
Apakah kamu tau apa itu cinta?
Apa kamu tau bagaimana cara mendefinisikan cinta dengan baik?
Bagaimana dengan frase ‘aku dan kamu’?
Cukup kah?


Tuesday, November 19, 2013

What Kind of Love That I Have?

Sudah seminggu lebih aku merasa raga ini jauh dari jiwanya. Iya, aku memang masih di sini, berdiri dan berlarian di bumi, namun tidak dengan jiwaku yang terbang jauh entah kemana. Pikiranku terus melayang tanpa arah tujuan. Bebas, seperti mencari sebuah jawaban atas ketidakpastian ini. Hati ini terus bergejolak, menggebu seperti ada sesuatu yang harus dikeluarkan. Nafas pun terasa sesak ketika ku ingat semuanya. Semua hal yang membuat diri ini lemah, takut, gelisah, dan ikhlas dalam satu waktu.

Ketika kamu mencintai sesuatu hal? Apa sajakah yang akan kau lakukan dengan cintamu itu? Apakah kau akan menyatakannya? Sekadar untuk informasi ataukah sebagai gerik untuk merebutnya?

Menyatakannya yaa?? Hmm....
Aku telah menyatakan rasa cintaku ini padanya (hal tersebut) semenjak ku bertemu dengannya. Perkenalan aku dengannya saat itu secara langsung, tapi melalui perantara. Semenjak ku mengenalnya, dan mengetahui segala tentang dirinya, aku telah jatuh cinta padanya. Semakin lama, rasa cintaku itu pun semakin membesar. Bersyukur aku mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan rasaku tersebut dan berhasil memilikinya.

Hampir Setahun.......
Hampir setahun kita bersama. Terlalu banyak kisah yang telah kami lalui bersama. Terlalu banyak waktu yang kami habiskan untuk canda, tawa, serta tangis bersama. Hanya karenanya ku bisa pulang jam 1 malam. Hanya dengannya ku bisa rela telat datang les hanya untuk menikmati waktu-waktu bersamanya. Kau tau? Semakin lama, rasa cintaku padanya semakin besar. Rinduku pun begitu. Tapi, apakah ia menyadarinya? Ia terlalu mudah untuk dicintai, walaupun terlalu mudah pula untuk dibenci. Kadang ku iri dengannya, mengapa ia segitu mudah untuk mendapatkan banyak cinta dari orang-orang? Termasuk aku.

Hanya Setahun........
Kalau saja ku bisa, masih banyak hari dan malam yang ku ingin habiskan bersamamu. Sayang, waktu aku dan kamu terbatas. Setahun kesempatan yang telah diberikan oleh Tuhan untuk ku lalui bersamamu pun sudah hampir habis masanya. Terkadang aku berpikir ini tidak adil. Bagaimana bisa aku berpisah denganmu ketika rasa cinta ini sudah begitu membesar? Bahkan terkadang, aku tak bisa lagi membendungnya. Memikirkannya saja telah membuat jiwaku melayang. Mengingatnya saja telah membuat mata ini selalu meneteskan air mata. Sungguh, aku tak bisa membayangkan ketika waktu itu tiba, aku harus melepaskan genggaman ini. Aku.................... takut kehilanganmu.

Genggaman?
Ada orang yang bilang apabila kita sudah mencinta, kita tak akan bisa merelakannya, termasuk merelakannya pergi. Bagaimana denganku? Kau tau kan aku posesif terhadapmu. Aku tak mau melepaskan genggaman ini. Aku tak mau merelakan kau pergi dari ku. Tapi......... bagaimana dengan istilah bahwa cinta itu tak saling memiliki? Apakah itu artinya aku masih dapat berjalan dengan cintaku ini, yang walau tak bisa merelakanmu pergi dan tanpa memilikimu? Atau kedua pandangan itu merupakan hal yang tak dapat digabungkan dan hanya bisa dipilih salah satunya? Kalau begitu, yang mana yang harus ku pilih?

Ku hanya ingin kau tau............
Wahai engkau yang berdiam diri di sana. Mungkin engkau tak dapat terlihat kasat mata, tapi kehadiranmu sangat terasa di hati ini. Banyak orang yang mencintaimu, termasuk aku. Dan aku tau rasa cinta kami ke kamu pun sangat besar atau bahkan banyak yang lebih besar dari cintaku. Tapi ku hanya ingin kau tau, rasa cintaku ke kamu itu segitu besarnya. Pada hingga saat ini, aku sudah mencapai titik sungguh aku ikhlas bagaimana takdir berbicara mengenai kita kedepannya. Tapi mengingat dua pandangan di atas, aku kini menjadi ragu kembali. Apakah aku termasuk pecinta yang tak mudah merelakan kepergianmu atau aku adalah pecinta yang ikhlas apabila aku tak berhasil memilikimu?

Yang ku tau, aku hanya mencintaimu.

*NB: Seluruh kata-kata -nya, -mu, kamu, dan kata sapaan lainnya ditujukan untuk 'sesuatu hal'

Sunday, November 17, 2013

Aku Rindu Padamu (Mereka)

Halo kawan, apa kabar dirimu di sana? Hmm sudah lama kita tidak berbincang yaa... Iya sih kita sering berbincang lewat Whatsapp ataupun BBM selama ini, tapi bukan mengobrol seperti itu yang ku maksud. Berbincang langsung, bertatap muka yang ku rindu. Membaca gaya tubuh saat kau uraikan kisahmu lah yang ku rindukan. Melihat matamu yang selalu menggambarkan suasana hatimu lah yang ku inginkan. Serta ekspresi mukamu yang penuh dengan arti yang selalu ingin ku lihat. Yaa walaupun rautmu itu seringkali berbicara hati yang sedang gundah gulana.

Hahaha, iya masih jelas di ingatanku, bagaimana dulu kamu tiap hari berkeluh kesah padaku mengenai satu perempuan yang telah membuatmu terjatuh dan terpenjara dan seakan kau tidak dapat lagi keluar dari hatinya. Bagaimana? Bagaimana perasaanmu sekarang kepadanya? Ahya aku tau jawabannya, karena kau baru saja ceritakan tentangnya kepadaku. Senang adalah ketika aku masih menjadi orang terpercayamu untuk menceritakan hal mengenainya. Namun, terkadang, gurauan dan canda di tengah obrolan kawat kita itu terasa hampa. Kosong karena yang kulihat hanya tulisan dan emoticon-emoticon, bukan muka layumu yang biasa kau munculkan ketika kau bercerita tentangnya. Kau adalah orang yang paling manut dan paling ga rasional mengenai hati hahaha padahal kau yang terpintar. Bahkan mengenai hatiku saja, kau tidak dapat melihatnya dengan waras. Hingga aku pun tertular ketidakwarasanmu itu ketika berhubungan dengannya. Namun kamu, tetap menjadi pengingat yang terbaik di tengah ketidakrasionalanmu itu. Kamu yang baru saja mengobrol tidak langsung denganku, ada apa? Apabila ada kisah yang ingin kau bagi, aku masih sama seperti dulu, aku masih temanmu yang siap mendengar segala ceritamu. Bahkan, seperti katamu, aku siap untuk menjadi orang yang selalu mengerti kamu.

Ahya, kalau kamu, iya kamu, apa kabar? Hmm kamu yang sekarang tampaknya sudah sangat sibuk sekali dengan kegiatan-kegiatan kampusmu, sampai-sampai seperti sudah tak ada waktu lagi untukku. Padahal dulu, setiap canda dan tangismu, kau bagi kepadaku. Yaa walaupun lebih sering harus ku tanya terlebih dahulu karena kamu yang terlalu kaku untuk bercerita. Hmm aku teringat, yaa hebat yaa 2 wanita itu berhasil menembus tembok hatimu yang dingin hingga akhirnya kau bingung sendiri dan tak bisa memilihnya. Aku masih ingat sekali kisah-kisahmu dengan mereka. Aku juga tak lupa kisahmu dengan kisahku. Ketika kita tersadar bahwa kita sebenarnya pernah saling terjatuh satu sama lain tanpa kita sadari. Kita terlalu nyaman dengan keakraban dan kehangatan itu hingga kita tak mengerti bahwa dahulu rasa itu ternyata lebih dari sekadar kata 'teman'. Kesadaran yang kita temui pun di waktu yang berbeda. Hmm, mungkin itu yang terbaik. Apa kata dunia apabila dirimu ada kisah dengan 3 orang sekaligus (apabila ditambah diriku) yang mereka bertiga juga temenan. Hahaha. Senang juga rasanya bisa menembus dinginnya hatimu dulu, baik sebagai teman ataupun sebagai................ Ah sudahlah. Hmm aku baru mengerti, pantas saja dahulu kamu marah besar ketika ku lanjutkan hubunganku dengan dengannya waktu itu. Pantas saja kau telepon aku dan marah-marah hingga sukses membuatku menangis semalaman. Pantas..... Tapi kenapa kamu tidak ingat bahwa kau pernah marah padaku yaa?? Hmm yasudahlah. Lalu sekarang, apa hatimu masih sedingin dulu? Apa kabar teman?

Lalu kalau kamu yang kini sedang asik belajar, apa kabar? Bagaimana dengan pacarmu itu? Hmm sekarang sudah hampir 3 tahun kah? Aku tak ingat betul kapan kau mulai berpacaran dengannya, yang ku ingat adalah semenjak dengannya, kau berhenti melirik ke sana sini. Iya iyaaa aku masih ingat kebiasaanmu itu. Mungkin stok cinta di hati kamu berlebihan yaa hingga kau selalu merasa tidak puas dan selalu melihat perempuan lainnya walau kau tau di sampingmu telah ada orang lain. Hahahaha tapi semenjak dengannya, kau berubah yaa. Lebih rajin dan lebih giat melakukan aktivitas dan yang paling utama sih, kau mulai mengerti bahwa perempuan di sampingmu itu sudah lebih dari cukup. Aku turut bahagia mendengarnya. Kita sudah lama tak berbincang kawan. Sudah lama sekali. Ku harap kau sehat dan baik-baik aja yaa di sana. Ahyaaa, dan langgeng-langgeng yaa sama dia.

Kamu! Yaaa aku hampir lupa sama kamu. Hahaha ga deh, kamu tak pernah ku lupakan. Kamu yang selalu merasa dirinya setia dengan menunggu cinta sejati dari perempuan itu hingga bertahun-tahun hanya karena kau tidak bisa melakukan hubungan jarak jauh namun kau yakin bahwa jodohmu adalah dia. Masih ku ingat kisah-kisahmu tiap akhir minggu melalui telpon mengenai bagaimana perkembangan hubungan kalian. Iyaa, telpon-telpon yang menyebabkan kau sempat terjatuh pula padaku, yang justeru dahulu sempat membuat kita (sangat) jauh karena adanya percampuran rasa di dirimu. Aku masih ingat bagaimana pengakuanmu mengenai rasamu padaku dan rasamu padanya, yang membuatku hanya bisa diam dan marah padamu lalu kau berbalik marah padaku. Hingga akhirnya kita kembali pada titik bahwa kita saling membutuhkan dan kau tau bahwa kebutuhan itu pun hanya sekadar sahabat, tak lebih. Sudah lama sekali kau tidak kisahkan mengenai perempuan itu, yang telah membuatmu jatuh dan tak dapat ke lain hati. Aku rindu omelanmu mengenai sikapku yang terlalu berlebihan ke teman-teman cowok. Ku rindu perdebatan kita mengenai sikapku yang menurutmu telah memberi harapan berlebih ke cowok-cowok, padahal aku merasa itu biasa aja. Aku rindu segala nasihatmu terutama mengenai menghadapi cowok-cowok itu. Aku rindu kamu, teman.

Huuuh.... Hampir lega menulis semua kegundahan dan kerinduan hati ini untuk kalian. Aku ingin sekali bertemu kalian, memeluk erat kalian seakan tak terpisah lagi, mengobrol hangat seperti layaknya tak ada waktu yang memisahkan dan berbagi kisah seperti tak ada lagi batas antara kita. Aku rindu kalian, sungguh.

17 November 2013, 11 pm
Ditulis dengan perasaan sangat rindu kepada para sahabat dan dengan mata yang berlinang menahan rasa yang menyeruak dari hati,

-Gisty Ajeng Septami-

Monday, November 4, 2013

Selamat Malam :)

Malam, ku tak tau harus memulai kisahku dari mana.
Kisah yang cukup mengejutkan dan menyakitkan selama dua hari ke belakang.
Bukan tentang sebab dan akibat dari kisah itu.
Tapi lebih ke proses pendewasaan diri ini menghadapinya.

Jujur, ini bukan kali pertama ku hadapi situasi seperti kemarin.
Aku sudah beberapa kali mengalaminya.
Tapi yang berbeda adalah, orang serta waktunya.
Tapi yang berbeda adalah, kini ku bersama orang yang lebih dewasa pemikirannya dan juga waktu yang memaksaku untuk lebih dewasa.

Tekad dan komitmen pada kata 'Iya' yang kuucapkan 28 Agustus lalu seperti menjadi sebuah kekuatan di kala diri ini sudah kehilangan asa.
Ku tengok kembali hati yang mulai meragu, apakah ini masih dapat ku lanjutkan.
Kembali, kata 'iya' tanggal 28 Agustus lalu benar-benar menjadi sihir bagiku.
Tuhan, masih adakah harapan apabila ku andalkan serpihan kekuatan kata 'iya' ku tersebut?

Kesempatan kedua......
Tidak ada usaha yang tidak membuahkan hasil sesuai dengan usaha tersebut.
Banyak orang sih yang bilang seperti itu.
Aku pun meyakininya.
Berandalkan keyakinan akan impian di masa depan, ku kerahkan usahaku untuk mempertahankan komitmen yang sudah ada.
Hingga akhirnya, kesempatan kedua pun teraih.

Tuhan, terimakasih atas kesempatan kedua ini.
Kesempatan kedua dapat dikatakan kesempatan terakhir, itu menurut kamusku.
Memahami apa yang kuyakini tersebut, ku berjanji tak akan menyiakannya.
Bimbing aku selalu untuk selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang Kau berikan.
Ridhoi aku selalu dalam setiap langkah ini.
Dan jangan biarkan ku terlena dalam kesempatan kedua ini.

Malam, terimakasih untuk mendengar kicauanku di tengah malam ini.
Ku tau meski ku hanya menulisnya tersirat, tapi aku yakin kau memahaminya.
Ku yakin saat membaca ini, banyak kata aamiin yang kau ucapkan untuk setiap doaku.
Dan ku yakin, ini bukan terakhir kalinya kau menemaniku dalam setiap kegundahan hati ini kan?
Selamat malam :)

Sunday, November 3, 2013

I Don't Dare to Lose You

I've been losing sleep since last night.
I'm thinking about us and it's killing me slowly.
I just don't wanna lose you.
Have we been losing our faith now?
I'm lost for words.
I cannot say anything to describe what I feel right now
I still into you.
I just don't wanna lose you.
We are having problems now.
If you are willing we can solve them, in time, I'm just begging you to support me to try.
I need you to stay to get through.
Every second, every minute, every time I dream about the days and nights when you and I both seem so happy.
I hope we can get passed all the problem have and let go.
I don't know, yet, I still believe we have the chance.
Because
.
.
.
.
.
I still love you.