Sunday, June 26, 2016

Tak Berjudul

Hujan di malam ini, memeluk tubuh diri dengan selimut dingin.
Seiring dengan kembalinya potongan kisah-kisah dari buku tua yang tersudut di pojok lemari.
Keheningan malam hanya bersisa saut-sautan air yang jatuh menempa bumi.
Tiada kehadiran yang kurasa, tiada bisikan yang kudengar. Hanya seorang diri tenggelam dalam alunan sepi.

Mengucapkan memang jauh lebih mudah daripada menjalankan.
Untuk berpisah dan berjarak, menjauh dari sosok yang memberiku arti kata nyaman, tidak kusangka justru memberiku kesunyian dalam nyata.
Segala balok-balok asa yang telah berdiri tegak, satu per satu mulai jatuh (di)runtuh(kan). Jatuh jatuh jatuh dan lenyap.
Siapa sangka, tubuh yang dulu memberiku kehangatan, kini dipenuhi jiwa yang justru membuat hatiku terbujur kaku.

Bermalam-malam ku lalui bertatap diri.
Bertemankan kebodohanku yang sering merajuk tuk membuka kertas-kertas usang itu, tuk sekadar melihat kembali lukisan senyum terukirkan namaku.
Kadang, ingin rasanya kulangkahkan kaki ke luar, memaksa mataku melihat dunia.
Memaksaku tuk merasakan kembali teriknya sinar matahari dan dinginnya hembusan angin malam.
Namun apa daya, tak sampai hati ini mengajak tanganku tuk membuka kunci relung.
Aku, aku hanya mampu tuk membuka tirai hitam pembatas duniaku dan dunia luar, tuk sekadar mengintip apa sumber suara gaduh di luar sana.
Iya, hanya itu, tak bisa lebih dari itu. Ku hanya bisa sebatas itu.
Entah kenapa, diriku merasa tidak mampu

Sesekali, aku mendapat kunjungan dari mereka yang mengkhawatirkanku, karena sudah terlalu lama terkurung di maya ini.
Senyum, tawa dan canda, semua bisa ku berikan. Tapi...... palsu.
Bagaimana bisa aku tulus memberikan ceriaku ketika hati ini tersesak?
Selepas mereka pergi, ku kembali dengan sunyiku.
Sunyi yang justru mendorong hati ini untuk terus merasa tersakiti. Sunyi yang justru memaksa air air mataku mengalir bagai sungai tak berbatu.

Entah sampai kapan aku harus terjebak di dalam bayang nostalgia yang justru membuatku gila.
Senyum di saat menengok ke belakang, tersedu ketika kembali menoleh ke depan.
Memang, tak ada yang tau apa akhir dari setiap kisah yang terpilih untuk tiap-tiap insan.
Tapi, bolehkah ku mengetahui, apa kisahku untuk esok hari? Aku bosan mengisi hariku dengan bayangan.
Aku, badanku yang dingin, hatiku yang beku, dapatkah ku mendapatkan kembali hangat yang selalu ku damba?
Terserah dalam bentuk apa, kisah yang beda atau orang yang beda, ku takkan menuntut banyak.
Cukup hangat yang membuatku nyaman, bukan terik yang menyerang sukma.

2 comments:

  1. blognya bagus, salam kenal mbak, and happy blogging...

    ReplyDelete
  2. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete